Kamis, 26 April 2012

agroforestry


BAB I
PENDAHULUAN
1.1       Latar Belakang
            Berbicara mengenai perkembangan pertanian saat ini rasanya terlalu banyak yang harus di jabarkan untuk kita ketahui. Pertanian yang sesungguhnya tidak terlepas dari setiap kompoen yang mempengaruhinya, mulai dari tanaman itu sendiri hingga semua aspek yang perlu di perhatikan, termasuk lingkungan. Keberadaan pertanian yang mulai berkembang melahirkan penemuan-penemuan mutakhir yang bisa kita saksikan saat ini. Mulai dari sistem pertanian nya, hingga pengolahan pertaniannya.
            Salah satu revolusi pertanian yang diketahui saat ini adalah sistem pertanian yang di kenal dengan Agroforetry. Agroforestri memang terdengar awam di telinga sebgaian petani kita (Indonesia). Namun sebenarnya konsep Agroforestry sudah di kenal sejak lama dimana sistem ini memadukan berbagai aspek pertanian yaitu: Kehutanan, Perikanan, Peternakan,serta Pertanian itu sendiri. Konsep inilah yang saat ini mulai di kembangkan di pertanian kita, karna konsep yang di anggap menguntungkan berbagai komponen pertanian.
            Agroforestry adalah suatu kombinasi pengelolaan tanaman berkayu dan tanaman pertanian untuk mengatasi alih fungsi lahan dan mengatasi keterbatasan pangan. Agroforestry atau sering di Indonesiakan sebagai “wanatani” hanyalah sebuah istilah kolektif dari berbagai bentuk pemanfaatan lahan terpadu (kehutanan, pertanian, dan/atau peternakan) yang ada di berbagai tempat di belahan bumi, tak terkecuali yang dapat dijumpai di Negara-negara berkembang wilayah tropis sebagaimana di Indonesia.
            Sistem agroforestry mulai di kembangkan oleh petani kita karena bermacam hal positif dapat di lihat dari kemajuan tekhnologi ini. Sistem pertanian yang di maksudkan untuk memberikan kemudahan-kemudahan yang di tujukan kepada petani-petani kita. Hasil akhirya adalah kesejahteraan petani Indonesia.
1.2       Tujuan
Adapun tujuan praktikum agroekosistem ini yaitu:
1.      Ingin mengetahui sistem pertanian dengan Agroforstry
2.      Ingin mengetahui perbedaan agroforestry dengan pertanian konvensional
3.      Ingin mengetahui keuntungan penggunaan sistem pertanian agroforestry.
4.      Mengetahui bentuk agroforestry yang ada di lingkungan sekitar.


BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1.    HASIL PENGAMATAN.
NO
Poin pengamatan
Agroforestry
Monokultur
1
Tempat Pengamatan
Kebun kelapa sawit Kecamata Lubuk Dalam, Kabupaten Siak.
Laboratorium UPT Kebun Percobaan Universitas Riau
2
Pemilik (Narasumber)
Bapak Warsono
Bapak Anto Wijaya
3
Jenis tanaman yang diusahakan
Tanaman sawit dengan tanaman sela kacang-kacangan
Sawi (Brassica rapa var. parachinensis L.)
4
Kondisi tanaman utama
Dengan adanya tanaman penutup sela menjadikan tanaman induk  tumbuh lebih baik
Kondisi tanaman utama tumbuh dengan baik, sesekali ada jamur yang menyerang
5
Kondisi Lingkungan
Tanaman terhindar hama, tanah subur
Kebutuhan air terpenuhi, tanah subur. Apabila diperlukan penyiraman dilakukan 2 hari 1 kali.
6
Hasil yang diperoleh
3-4 ton/ 2 ha
1 bedengan (25x1,25 m) menghasilkan 35-40 Kg
7
Jenis budidaya, produksi, pemupukan, pendapatan financial
Pemupukan dilakukan
3-6 bulan sekali dengan dosis yang sedikit di kurangi, baik organik/ kimia, Pendapatan rata-rata di atas 5 juta/bulan
Masa panen dilakukan 28-35 hari sekali (termasuk masa tanam, dan tanaman menghasilkan), pemberantasan hama dengan fungisida yang disemprotkan 4 hari setelah tanam.

2.2.    PEMBAHASAN
2.2.1.   PERTANIAN AGROFORESTRY
            1.         Pemilik dan Lokasi Pengamatan
            Pada penelitian hasil wawncara langsung dengan narasumber yang bernama bapak Warsono, yang dalam hal ini sebagai pemilik lahan perkebunan kelapa sawit yang berlokasi di: kebun kelapa sawit Kecamata Lubuk Dalam, Kabupaten Siak
            2.         Jenis Tanaman Budidaya
Adapun hasil penelitan (wawancara) kami dengan narasumber bahwa pertanian agroforestry yang di milikinya adalah dengan memberdayakan tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guinensis Jack)dengan mendampingkannya bersama tanaman kacang-kacangan (Clitoria cajanifolia).
3.         Pengaruh Tanaman Sela terhadap Tanaman Utama
Seperti kita tahu bahwa dengan adanya tanaman kacang-kacangan yang mampu bersimbiosis dengan bakteri rhizobium yang mampu mengikat N bebas di udara menjadikan tanman induk (kelapa sawit) menjadi lebih baik  pertumbuhannya.  Hal ini di karenakan tanman penutup seperti kacang-kacngan banyak membrikan pengaruh positif seperti pensuplai nitrogen, mengurangi pneguap tinggi, serta mmlihara kelemaban tanah begitulah ungkap bapak warsono terhadp kami.

            4.         Keberadaan Tanaman Pengganggu
Dengan ditanamnya kacang-kacangan sebagai penutup tanah menjadikan tanaman kelapa sawit yang merupakan tanaman budidaya pokok terhindar dari serangan hama. Hama perusak daun yang sering menganggu tanan kelap sawit lebih tertarik kepada tanaman kacang-kacangan. Dengan demikian berarti HPT yang merupakan faktor peangganggu dapat di  kendalikan dengan cara biologis, yaitu dengan mengalihkan perhatiannya dengan menanam tanaman lain yang lebih disukainya.
5.         Pemupukan
Pemupukan tanaman induk yang di lakukan oleh bapak Warsono adalah dengan menggunakan pupuk orgnaik dan kimiawi. Ia beranggpan bahwa pupuk yang harus ia berikan adalah dengan bahan yang mengandung unsur N sedikit, serta memberikan pupuk yang mengandung unsur selain N lebih banyak.
 Pupuk organik yang sering di gunakan adalah jenis kompos serta kotoran hewan, sedangkan pupuk kimia yang di gunakan dalah jenis KCL, TSP, NPK, serta sedikit UREA.
6.         Hasil Tanaman
Tanamn sawit yang merupakan tanaman budidaya dapat mengasilkan  3 sampai dengan 4 ton dalm 2 hektar nya, jika di rata-ratakan hasil ini cukup maksimal dengan luas lahan yang ada. Hasil ini juga di peroleh dengan adanya perawatan yang baik, salah satunya dengan membantas hama pengganggu tanaman, serta melakukan pemangkasan terhadap dahan yang terlalu banyak. Pelepah daun yang terlalu banyak pun akan mengganggu terhadap hasil tanamannya, maka dari itu perlu di lakukan pemangkasan atau dalam bahasa pertaniannya penunasan.


7.         Keuntungan Finansial
Berdasarkan pemaparan narasumber, beliau mengtakan bahwa keuntungan yang di peroleh setiap bulannya berkisar diatas 5 juta. Penghitungan sederhana yang kami lakukan adalh jika dalam 1 blan saja kebun bisa menghasilkan 3,5 ton (rata-rata dari 3-4 ton), dan berhubung harga tandan buah sawit yang tak menenetu setiap waktunya maka kami mengambil contoh dengan harga bulan ter akhir yaitu RP,1.700,- tiap 1 kilo nya, maka hasil yang di peroleh adlah Rp 5.950.000,- biaya bersih yang di terima adlah 5 juta karna di kurangi dengan biaya perawatan.  
2.2.2 Pertanian Monokultur
1. Pemilik dan Lokasi Pengamatan
            Pada penelitian hasil wawancara langsung dengan narasumber dengan Bapak Anto Wijaya berlokasi di Laboratorium UPT Kebun Percobaan Universitas Riau Kampus Binawidya Km 12,5 Panam-Pekanbaru.
            2.Jenis Tanaman Budidaya
Adapun hasil penelitan (wawancara) kami dengan narasumber bahwa komoditi  pertanian yang ia lakukan adalah dengan menanam Sawi secara monokultur atau yang dalam istilah pertanian monokultur dalah budiaya dengan satu tanaman.
Kondisi tanaman Sawi (Brassica rapa var. parachinensis L.) cukup baik. Namun, sesekali tanaman diserang hama seperti jamur. Pengahasilan per bedengan bias mencapai 35-40 Kg. namun untuk pendapatan financial, tidak bias diprediksi secara pasti. Hal ini karena hasil produksi langsung dijual dan pendapatan disesuaikan dengan banyak hasil tanaman pula.
Masa panen dilakukan 28-35 hari sekali (termasuk masa tanam, dan tanaman menghasilkan), pemberantasan hama dengan fungisida yang disemprotkan 4 hari setelah tanam. Apabila diperlukan penyiraman dilakukan 2 hari 1 kali disesuaikan dengan keadaan cuaca.
2.2.3.               Foto
Agroforestry Sawit dan Tanaman Kacang-kacangan.
Tanaman Kacang-kacangan

Jamur yang menyerang tanaman kacang-kacangan pada Agroforestry tanaman Kelapa Sawit.
 


Monokultur Tanaman Sawi

Bapak Anto Wijaya (Narasumber Tanaman Sawi)
 
BAB III
PENUTUP
            4.1.      Kesimpulan

Dari hasil pengamatan langsung di lapangan kami dapat menyipulkan bahwa  sistem pola tanam yang menerapkan sistem Argoforestry sangat menguntungakan terhadap budidaya. Sistem Agroforestri yang menerapkan konsep bertanam dengan menanam secara berdampingan langsung dengan komponen pertanian ini bermanfaat baik jika di bandingkan bertani dengan konsep konvensional yang sering di gunkan masyarakat.
Konsep pertanian Agroforestri yang baik itu terbukti dari hasil penelitian kami terhdap kedua petani sawit yang ada di Kecamatan Lubuk Dalam Kabupaten Siak. Untuk system pertanian Monokultur, hama langsung menyerang tanaman utama. Hal ini dikarenakan tidak adanya tanaman sela.

4.2.      Saran
Saran kami terhadap teman yang akan melakukan penelitian lajutan mengenai Agroforestri sebaiknya mengamati tanaman dengan komoditi sejenis, agar dalam pembahasan terdapat pembanding lagsung yang bisa di amati.




DAFTAR PUSTAKA